Rabu, 21 Desember 2016

ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCARI BEKAL

Dari uraian terdahulu, tentu kita sekarang mengerti, bahwa kehidupan di dunia ini haruslah dijadikan arena untuk mengumpulkan pahala. Percuma kita punya harta melimpah atau pun kedudukan yang tinggi bila tidak disertai dengan amal yang berbuah pahala. 

Mengumpulkan pahala ini tidaklah mudah karena nafsu dan setan akan selalu merintangi. Untungnya  Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang melengkapi kita dengan "alat" yang dapat memudahkan pengumpulan bekal akhirat ini. Alat yang dimaksud adalah seluruh fasilitas yang kita miliki, yaitu dapat berupa harta benda, keluarga, pekerjaan, dan lain-lain. Fasilitas ini tentu saja tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus kita cari dengan gigih.


Apabila  telah  ditunaikan  sembahyang,
 maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Al-Jumu'ah (62):10 


"Bersegeralah kamu mencari rezeki, dan
berusahalah mencari keperluan hidup, maka sesungguhnya berpagi-pagi mencari rezeki itu adalah berkat dan keberuntungan."
 Riwayat Ibnu 'Ady dari Aisyah 


Seluruh fasilitas yang kita miliki, pada hakikatnya adalah hanya sarana untuk kelancaran bertaqwa. Dengan demikian, semakin banyak fasilitas yang kita miliki, maka kualitas taqwa kita pun tentunya harus semakin lebih tinggi.



Dengan memiliki banyak uang misalnya, memudahkan kita bersedekah, menolong orang susah, menyantuni anak yatim, membahagiakan orang tua, melaksanakan ibadah haji, dan lain sebagainya.

Dengan memiliki rumah yang asri, taqwa dapat kita jalankan dengan baik. Bagaimana dapat menghasilkan taqwa yang baik kalau kita tinggal di rumah yang sumpek ?


Dengan memiliki kendaraan, maka kita tidak perlu mengeluarkan banyak energi atau pun naik bis yang penuh sesak. Dengan demikian badan kita tetap segar sampai di tujuan. Bagaimana dapat shalat dengan baik kalau badan dan pikiran kita lelah?

Pekerjaan yang kita miliki, termasuk fasilitas untuk melancarkan taqwa juga. Bila kita tidak memiliki pekerjaan atau tiba-tiba dipecat, maka semangat hidup dapat turun, frustrasi dan depresi mental pasti terjadi.  Bagaimana dengan kondisi seperti ini dapat diharap-kan menghasilkan taqwa yang berkualitas baik ?

Pangkat atau kedudukan yang dimiliki juga untuk mempermudah bertaqwa. Dengan pangkat yang tinggi, maka akan memudahkan menghasilkan kualitas taqwa yang lebih baik dibandingkan dengan  pegawai rendahan.

Keluarga (suami / istri dan anak) saqinah yang dimiliki, itu pun merupakan fasilitas untuk melaksanakan taqwa. Mereka dapat menjadi  pelipur lara yang membuat hati menjadi tenteram. Dengan hati yang tenteram tentu akan lebih mudah untuk melaksanakan taqwa.

Bila kita sedang diserang penyakit malas ataupun merasa jenuh, maka renungkanlah sejenak akan tujuan hidup kita di dunia yang fana ini, lalu gunakanlah fasilitas yang kita miliki untuk mengusir kemalasan atau kejenuhan itu.

Jadi jelaslah, fasilitas atau materi yang kita miliki gunanya hanya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan taqwa.

Bila kita telah menghayati hal ini, maka insya Allah kita tidak akan silau oleh materi atau pun kedudukan. Karena sesungguhnya, semua itu dititipkan Allah kepada kita semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan ketaqwaan saja.



Sumber : Buku Bahan Renungan Kalbu Ir. Permadi Alibasyah
Gambar : www.pixabay.com