Senin, 20 Maret 2017

ORANG SUKSES


Orang yang sukses dalam hidup di dunia, bukanlah orang yang berhasil mengumpulkan harta yang banyak atau pun meraih  pangkat yang tinggi, tetapi orang yang sukses  hidupnya adalah orang yang berhasil mengumpulkan pahala yang banyak.

Perhatikanlah sabda Rasulullah saw. berikut :

"Adapun  'orang-orang yang tinggi besar'  itu,  akan  dihadapkan di hari kiamat, sedangkan nilai  timbangannya di sisi Allah tidak lebih dari sehelai sayap seekor nyamuk."

'orang-orang yang tinggi besar' itu dimaksudkan sebagai ejekan  terhadap orang yang merasa besar karena kedudukannya, merasa tinggi karena pangkatnya, serta menggelembungkan diri karena kekayaannya.

Usaha yang harus dilakukan agar dapat mengumpulkan pahala yang banyak sebagaimana dimaksud di atas, yaitu dengan jalan mentaati aturan-aturan~Nya secara sadar (lillahi ta'ala); baik aturan mengenai kewajiban manusia terhadap Tuhan, maupun aturan mengenai kewajiban manusia terhadap manusia lainnya (lihat lampiran 1). Hal ini memang tidak mudah, tetapi kelak akan berbuah kenikmatan yang luar biasa. Ingatlah pada waktu kita di bangku sekolah dahulu. Bukankah ketika itu kita membenci sekolah dan sering mengkhayalkan suatu kebebasan? Apakah kita akan mencapai derajat yang baik di masyarakat bila pada waktu itu kita mogok meneruskan sekolah? Tentu tidak. Oleh karena itu, bersabarlah dalam berjuang menjalani aturan Allah, sebagaimana yang telah berhasil kita lakukan waktu menjalani sekolah dahulu.
 Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Rasulullah saw. bersabda bahwasanya Allah telah berfirman : "Telah Ku sediakan balasan untuk hamba~Ku yang saleh apa-apa yang belum pernah dilihatnya, dan belum pernah didengarnya; malahan tak pernah terangan-angan di dalam pikirannya."     
Renungkan pula baik-baik ayat-ayat Al-Qur'an berikut ini :

Barangsiapa di antara kamu yang
patuh kepada Allah dan Rasul~Nya, dan
mengerjakan perbuatan baik,  niscaya akan 
Kami berikan pahala dua kali lipat, dan untuk
 mereka Kami sediakan rezeki yang banyak.
Al-Ahzab (33):31

Barangsiapa yang mengikuti petunjuk~Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka,
 dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Al-Baqarah (2):38

Hai orang-orang yang beriman,
jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya
Dia akan memberikan kepadamu furqan dan
 menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu
 dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar.
Al-Anfaal (8):29

Barangsiapa taat kepada Allah dan
Rasul~Nya, niscaya Allah memasukkannya
ke dalam surga. Dan barangsiapa yang men-
durhakai Allah dan Rasul~Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan~Nya, niscaya Allah me-
masukkannya ke dalam api neraka sedang
ia kekal di dalamnya,  dan baginya
siksa yang menghinakan.
An-Nisaa' (4):13, 14

Dan barangsiapa yang mentaati Allah
dan Rasul~Nya,  mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shad
-diiqiin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang saleh. Dan mereka itulah
 teman yang sebaik-baiknya.

An-Nisaa' (4):69

Sumber : Buku Bahan Renungan Kalbu Ir.Permadi Alibasyah

Gambar: www.pixabay.com

Senin, 06 Maret 2017

UJIAN ALLAH


Allah tak pernah berhenti menguji keuletan manusia dalam  mematuhi  aturan main  yang ditentukan~Nya.  Oleh karena  Itu kita  harus mengetahui di mana letaknya ujian itu, dan bagaimana caranya agar dapat lulus dari ujian Allah itu. 

Kegagalan menghadapi ujian Allah, seringkali terjadi karena kelengahan hati, yaitu tidak menyadari bahwa masalah yang sedang dihadapi itu sebenarnya adalah merupakan ujian~Nya.   Perhatikan-lah ilustrasi berikut : Bila hati diibaratkan sebuah benteng, dan ujian Allah diibaratkan sebagai musuh yang akan menguasai benteng, maka musuh akan dengan mudahnya masuk  ke dalam  benteng  bila pertahanan benteng itu lemah. Atau bila di dalam benteng sedang ada 'kericuhan,' maka musuhpun tanpa kesulitan yang berarti akan dapat menguasainya. Tetapi bila benteng itu selalu dalam kondisi siaga untuk bertempur, maka musuh pun akan kesulitan untuk menaklukannya. 

Dengan demikian, bila kita selalu mengantisipasi datangnya ujian Allah, yaitu dengan cara selalu mengisi hati dengan keyakinan-keyakinan ketuhanan, maka insya Allah kita akan dapat selalu lulus dari ujian-ujian~Nya. 

Sejalan dengan ini, seorang ahli hikmah mengibaratkan kehidupan dunia seperti mencari madu lebah. Pawang yang pintar akan dengan mudah mengambil madu lebah tanpa terkena sengatannya, sementara yang bukan pawang, hanyalah mendapat sengatannya. [ Ujian-ujian Allah itu jawabannya telah tersedia dalam Al-Qur'an dan Hadits. Oleh karena itu, supaya kita dapat selalu lulus dari ujian~Nya, maka tidak ada jalan lain selain daripada memahami Al-Qur'an dan Hadits dengan baik  ].



Sumber: Buku Bahan Renungan Kalbu Ir.Permadi Alibasyah
Gambar:www.pixabay.com